Siratal-lazina an‘amta ‘alaihim. Pelajaran 1 Surah Al-Fatihah dan Surah Al-Ikhlas 3 . . 1 Dengan nama Allah 2 Yang Maha Pengasih, Maha Penyayang 3 Segala puji bagi Allah 4 Tuhan seluruh alam 5 Yang Maha Pengasih, Maha Penyayang 6 Pemilik hari pembalasan 7 Hanya kepada Engkaulah kami menyembah 8 Dan hanya kepada Engkaulah kami mohon 6 Innal lazina kafaru_ sawa_'un 'alaihim a'anzartahum am lam tunzirhum la_ yu'minu_n(a). 7 Khatamalla_hu 'ala_ qulu_bihim wa 'ala_ sam'ihim, wa 'ala_ absa_rihim gisya_watuw walahum 'aza_bun 'azim(un). Quran TransliterationSurah Al-Baqara Ruku 2 Surah 2Madina (87) 286 Ayahs40 Rukus 10. Wa sawa’un alaihim a anzartahum am lam tunzirhum la yu’minun 11. Innama tunziru maittaba az zikra wa khasyiyar-rahmana bil-ghaib, fa basysyirhu bi magfiratiw wa ajrin kariim 12. Inna nahnu nuhyil-mauta wa naktubu ma qaddamu wa asarahum, wa kulla syai’in ahsainahu fi imamim mubin 13. Wadrib lahum masalan ashabal-qaryah iz ja’ahal MuslimTerkini.com - Rabbanaa innaka ta'lamu maa nukhfii wa maa nu'lin adalah penggalan dari surat Ibrahim ayat 38.. Lafadz Rabbanaa innaka ta'lamu maa nukhfii wa maa nu'lin ini diucapkan sebagai doa oleh Nabi Ibrahim kala meningalkan istri dan anaknya (Hajar dan Ismail) di padang pasir nan tandus Mekkah. An Israeli village that was attacked by militants lies in ruin, not far from the border with Gaza. On the streets of Kfar Azza, the bodies of militants lie scattered between the shells of burned-out cars. gYJsN. QS Al-Baqoroh 2 ayat 8, lafalnya, “ wa mi•nan na•si may ya•qu•lu a•man•na bil•la•hi wa bil yau•mil a•khi•ri wa ma hum bi mu’•mi•nin “. Ayat ini berupa kalam dalam bahasa Arab. Kalam itu artinya kalimat, susunan kata yang memiliki arti dan makna. Kalam ini berbentuk berita, informasi. Kalam ini dari segi asal, berasal dari Alloh swt, dan dari segi yang membuat, yang membuat adalah Alloh swt, sehingga disebut kalam Alloh swt. Jika diucapkan, dilafalkan, dikatakan maka jadilah ia suatu perkataan, ucapan, sabda, firman al-qoul, karena berasal dari dan yang membuat adalah Alloh swt maka bisa juga dinamakan perkataan, sabda, firman al-qoul Alloh swt. Kalam ini terdiri dari kata, wa, ini adalah har•fun a•thof yang maknanya adalah “dan”, min, ini adalah harfun jar yang maknanya adalah “dari pada, dari, setengah, sebagian”, dan makna yang tepat dalam konteks ayat adalah “sebagian”, sebagian itu bisa sedikit dan bisa banyak, bahkan satu saja dari sesuatu yang berbilang telah mencukupi untuk disebut sebagai sebagian, an-na•su, ini adalah i•sim jam•’i isim jamak yang berasal dari kata “u•na•sun” yang mendapat awalan alif dan lam serta membuang hamzah awalnya al-u•na•su menjadi an-na•su. Kata “u•na•sun’ adalah bentuk jamak dari kata “ in•sun” yang maknanya adalah “manusia”, sehingga an-na•su itu maknanya adalah “seluruh manusia”, man, ini adalah i•sim mau•shul kata sambung yang maknanya “ siapa yang” ya•qu•lu, ini adalah fi•’il mu•dho•ri kata kerja bentuk sekarang dan yang akan datang dari kata qo•la – ya•qu•lu – qou•lan yang maknanya “berkata”, huruf mu•dho•ro•’ah-nya adalah “ya’” yang takdirnya adalah “hu•wa” dho•mir muf•rod mu•dzak•kar gho•ib atau kata ganti orang ketiga tunggal yang maknanya adalah “dia” dan ini adalah merupakan fa•’il subyek dari fi•’il mu•dho•ri tadi, dan yang dimaksud dengan “dia” adalah “ mi•nan na•si “ sebagian manusia. Jadi “ya•qu•lu” itu maknanya “ dia sebagian manusia berkata “, a•man•na, ini adalah fi•’il ma•dhi kata kerja bentuk lampau dari kata a•ma•na – yu’•mi•nu – i•ma•nan yang maknanya adalah “beriman, membenarkan, percaya”, dan fa•’il-nya subyeknya adalah “nah•nu” dho•mir mu•ta•kal•lim ma•’a•hu ghoi•rih atau kata ganti orang pertama jamak yang maknanya adalah “kami, kita”, tapi dalam ayat ini bermakna “kami” tunggal karena yang berkata adalah seseorang atau satu orang yang terkandung dalam kata “ya•qu•lu” di atas, yakni dalam makna “li•mu•’a•zhim naf•sah” untuk mengagungkan diri, jadi “a•man•na” maknanya adalah “kami telah beriman”, bil•la•hi, ini adalah frasa yang tersusun dari jar-maj•rur, har•fun jar-nya adalah “ba’” yang maknanya adalah “dengan”, tapi dalam konteks ayat ini ia bermakna “kepada”, dan maj•rur-nya adalah Alloh swt, nama Dzat yang menciptakan segala sesuatu yang wajib diabdi, disembah, tempat menghambakan diri, diibadahi oleh seluruh manusia karena Dia adalah “rob•bul-a•la•min” tuan, penguasa, pemilik, dari seluruh alam semesta, termasuk manusia, yang menurunkan wahyu-Nya diantaranya Al-Qur’an kepada para Nabi dan Utusan-Nya dari Adam as hingga Muhammad saw termasuk Ibrohim as, Musa as, Isa anak Maryam as, jadi “bil•la•hi” maknanya adalah “ kepada Alloh swt “, bil yau•mil a•khi•ri, ini adalah frasa yang tersusun dari jar-maj•rur, har•fun jarnya adalah “ba’” yang maknanya adalah “dengan”, dan maj•rur-nya terdiri dari susunan kata na•’atyang mensifati-man•’utyang disifati, man•’ut-nya adalah “al-yau•mu” sebagai ma’mul yang terkena amil yang men-jar-kan, sehingga menjadi “al-yau•mi” yang maknanya adalah “al-waq•tu muth•la•qon” waktu secara mutlak, yakni bisa bermakna waktu antara terbit matahari hingga terbenam, atau waktu dari terbenamnya matahari hingga terbenam lagi 24 jam, atau suatu masa tertentu, periode waktu tertentu, saat-saat tertentu, dan dalam konteks ayat makna yang tepat adalah “masa, periode waktu, saat tertentu”, dan na•’at-nya adalah “ al-a•khi•ru” i’rob/harikat-nya mengikuti man•’ut-nya, sehingga menjadi “al-a•khi•ri” yang maknanya “ yang akhir, yang penghabisan “, maka “al-yau•mul a•khir” itu maknanya “hari masa, periode waktu, saat akhir”, yang dimaksud adalah suatau hari, masa, periode waktu yang diawali dengan terjadinya kiamat hingga waktu yang kekal abadi di akherat dan tidak ada hari, masa, periode waktu setelah itu, dan dalam konteks hari, masa, periode waktu penciptaan maka dia adalah hari, masa, periode waktu ke 7 karena hari, masa, periode waktu penciptaan dari awal penciptaan hingga saat ini telah memasuki hari, masa, periode waktu ke 6, dan sekarang kita berada saat terakhir dari hari, masa, perode waktu ke 6 yang akan berakhir pada saat kiamat terjadi, jadi “bil yau•mil a•khir” maknanya adalah “ dengan hari masa, periode waktu, saat akhir “, ma, ini adalah har•fun na•fiy•yah yang maknanya “tidak, bukan”, hum, ini adalah i•sim dho•mir yakni dho•mir jam•’i mu•dzak•kar gho•ib atau kata ganti orang ketiga jamak yang maknanya adalah “mereka”, artinya orang yang berkata “ a•man•na bil•la•hi wa bil yau•mil a•khi•ri” itu ada banyak tiga lebih, bi mu’•mi•nin, ini adalah frasa yang tersusun dari jar-maj•rur, har•fun jar-nya adalah “ba’” yang maknanya “dengan”, namun dalam konteks ayat bisa diabaikan, maj•rur-nya adalah “mu’•mi•nun” karena didahului amil yang men-jar-kan, yakni har•fun “ba’”, sehingga menjadi “mu’•mi•nin” yang merupakan i•sim jam•’i, bentuk muf•rod-nya adalah “mu’•mi•nun” yang maknanya “seorang yang beriman kepada Alloh swt “. Jadi secara keseluruhan makna ayat yakni terjemahannya adalah, “ Dan sebagian di antara manusia ada yang berkata, “ Kami beriman kepada Alloh swt dan dengan hari masa, periode waktu akhir.” Dan padahal sesungguhnya mereka bukan orang-orang yang beriman kepada Alloh swt “ . Penjelasan, Dalam ayat ini Alloh swt menginformasikan bahwa ada sebagian manusia yang menyatakan bahwa dirinya beriman kepada Alloh swt tetapi sesungguhnya dia tidak beriman beriman kepada Alloh swt. Lisannya menyatakan beriman tetapi sesungguhnya hatinya berlawanan dengan apa yang ia nyatakan itu. Dan ini ada dua kemungkinan, pertama, dia sadar bahwa dirinya tidak beriman kepada Alloh swt tapi lalu menyatakan beriman di hadapan orang-orang yang beriman dengan maksud-maksud tertentu, punya misi-misi tertentu, dll. Kedua, dia menyatakan beriman dihadapan orang-orang beriman tapi dia tidak sadar bahwa dirinya sesungguhnya tidak atau belum beriman. Yang pertama tadi ya akan sulit dibenahi dan yang kedua lebih mudah. Dan orang yang seperti inilah yang dinamakan munafik itu. Bentuk penyataan keimanan kepada Alloh swt itu ya bermacam macam, salah satunya seperti yang dinyatakan dalam ayat ini “a•man•na bil•la•hi wa bil yau•mil a•khi•ri”, bisa juga dengan mengucapkan dua kalimat syahadat “asy•ha•du al la i•la•ha il•lal•loh wa asy•ha•du an•na mu•ham•ma•dar ro•su•lul•loh”, bisa juga dengan menyatakan dirinya sebagai muslim “saya muslim”, dll. Bagaimana bentuk-bentuk ketidak berimanan, ketidak percayaan, kepada Alloh swt itu? Banyak bentuknya, diantaranya mengingkari atau menolak ayat-ayat Alloh swt dalam Al-Qur’an walaupun cuma satu ayat saja QS 29 ayat 47, menolak sebagian kitab yang diturunkan oleh Alloh swt dan menerima sebagian yang lain QS 2 ayat 85, menghina, melecehkan, dll Alloh swt QS 5 ayat 64, menghina, melecehkan, dll Utusan Alloh swt QS 9 ayat 65-66, dll. Classification- Medinan Position Juz 1–3Number of rukus- 40Number of verses -286. Opening muqa a'āt- Alif Lam Mim ***************************************************************************************************** بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيمِ Bismilla_hir rahma_nir rahim Praise be to GOD, Lord of the universe الم Alif-Lam Mim Alif-Lam Mim Individual Letters of Arabic Alphabet. ذَٰلِكَ الْكِتَابُ لَا رَيْبَ ۛ فِيهِ ۛ هُدًى لِلْمُتَّقِينَ Za_likal kita_bu la_ raiba fihi hudal lilmuttaqin. That high ranked Book Quran whereof there is no place of doubt, in it there is guidance to the God-fearing. الَّذِينَ يُؤْمِنُونَ بِالْغَيْبِ وَيُقِيمُونَ الصَّلَاةَ وَمِمَّا رَزَقْنَاهُمْ يُنْفِقُونَ Allazina yu'minu_na bil gaibi wa yuqimu_nas sala_ta wa mimma_ razaqna_hum yunfiqun Who believe without seeing, and establish prayer and spend in Our path, out of Our provided subsistence. وَالَّذِينَ يُؤْمِنُونَ بِمَا أُنْزِلَ إِلَيْكَ وَمَا أُنْزِلَ مِنْ قَبْلِكَ وَبِالْآخِرَةِ هُمْ يُوقِنُونَ Wallazina yu'minu_na bima_ unzila ilaika wa ma_ unzila min qablika, wabil a_khirati hum ya_qinu_n And who believe in what has been sent down towards you, O beloved prophet! And what has been sent downbefore you and are convinced of the Last Day. أُولَٰئِكَ عَلَىٰ هُدًى مِنْ رَبِّهِمْ ۖ وَأُولَٰئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ Ula_'ika 'ala_ hudam mir rabbihim wa ula_'ika humul muflihu_n They alone are on the guidance from their Lord and they alone are the gainers. إِنَّ الَّذِينَ كَفَرُوا سَوَاءٌ عَلَيْهِمْ أَأَنْذَرْتَهُمْ أَمْ لَمْ تُنْذِرْهُمْ لَا يُؤْمِنُونَ Innal lazina kafaru_ sawa_'un 'alaihim a'anzartahum am lam tunzirhum la_ yu'minu_n Surely, as to those who are destined to infidelity, it is alike whether you warn them or warn them not, they willnever believe. خَتَمَ اللَّهُ عَلَىٰ قُلُوبِهِمْ وَعَلَىٰ سَمْعِهِمْ ۖ وَعَلَىٰ أَبْصَارِهِمْ غِشَاوَةٌ ۖ وَلَهُمْ عَذَابٌ عَظِيمٌ Khatamalla_hu 'ala_ qulu_bihim wa 'ala_ sam'ihim, wa 'ala_ absa_rihim gisya_watuw walahum 'aza_bun 'azim Allah has set a seal on their hearts and on their ears, and over their eyes there is a dark covering, and for themis great torment.

innal ladzina kafaru sawa un alaihim